DESCRIPTION

JAKARTA - Kepala Kepolisian Daerah. (Kapolda) Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Firman Gani mengatakan, polisi akan bertindak sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku menyikapi ancaman serangan dari kelompok-kelompok tertentu terhadap Gereja GKI Cileduk, Tangerang, kemarin. "Apabila tempat tersebut memiliki izin melakukan peribadatan, ya kita akan amankan. Tetapi kalau tempat itutidak memiliki izin ya kita juga akan meminta agar mereka tidak melakukan peribadatan di situ," kata Kapolda seusai Gelar Pasukan Operasi Zebra Simpatik 2005 tahap II di markas Polda Metro Jaya, Selasa (30/8) pagi. Dia mengingatkan kelompok-kelompok masyarakat tidak bertindak main hakim sendiri untuk menyikapi aktivitas peribadatan yang digelar di tempat-tempat yang tidak memiliki izin untuk dijadikan tempat peribadatan. “Masyarakat harus objektif serta menyerahkan upaya penegakan hukum kepada aparat kepolisian,” ucapnya. Di tempat yang sama, Kepala Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Polisi Raja Erisman membantah adanya kabar pengepungan serta ancaman pembakaran Gereja GKI Cileduk yang disebarluaskan melalui layanan pesanan singkat (SMS) telepon selular. "Tidak ada itu yang namanya gereja dikepung dan mau dibakar," katanya kepada Pembaruan. Polres Tangerang, kemarin, telah menggelar pertemuan dalam upaya untuk memfasilitasi dialog antara masyarakat setempat dengan pihak Gereja GKI Ciledug. "Tetapi warga pada intinya tetap me nolak gedung itu dipakai sebagai tempat peribadatan. Tindakan protes dilakukan warga hanya karena persoalan mereka tidak mau dipakai sebagai tempat peribadatan," tuturnya. Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran pejabat di kabinetnya mencari solusi terbaik bagi permasalahan penutupan gereja di Bandung, Jawa Barat dan Tangerang, Banten. Presiden meminta persoalan ini dikembalikan kepada peraturan perundang-undangan, pengembangan sikap toleransi antarumat beragama, dan dihindarinya anarkisme, ungkap Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni. Dia bersama Menko Politik, Hukum dan Keamanan Widodo AS, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto bertemu Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/8) sore. Sebelumnya Menag juga mengadakan pertemuan membicarakan persoalan tersebut dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konperensi Wali Gereja Indonesia (KWI) di Departemen Agama. Menurut Kapolri, masyarakat diminta tidak terpancing isu-isu yang sebenarnyactidak ada. Misalnya beberapa waktu lalu berkembang isu penutupan serentak gereja di Bandung dan Tangerang. "Padahal kenyataannya tidak demikian," kata Sutanto. Membuat Takut Mengenai aksi terhadap rumah ibadat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, kemarin, mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok massa berkedok organisasi keagamaan dan membawa nama Islam telah membuat takut pemeluk agama lain. “Orang Islam ini jangan sampai terkesan bisanya cuma marah-marah. Ini merendahkan kapabilitas keummatan. Seakan Islam ini tidak bisa dibela dengan rasio, tidak bisa dibela dengan argumentasi dan dakwah yang sehat, seakan hanya bisa dibela dengan ketakutan orang lain,” ujarnya. Menurut dia, kalau menghadapi masalah agama dengan cara kekerasan, hal tersebut malah menimbulkan fanatisme dan militansi. Ini watak sebuah keyakinan dan berlaku bagi Islam maupun Kristen. “Ini nantinya kontraproduktif, malah membuat militant orang-orang yang diserang. Kita harus memahami psikologis religius ini,” tegasnya. Menteri Agama menjelaskan pertemuan di kantornya untuk menyelesaikan persoalan yang kini berkembang menyusul penutupan gereja di beberapa daerah. “Jangan sampai persoalan yang satu diselesaikan persoalan lain timbul. Kami siap mengkaji SKB dua Menteri tersebut,” ujarnya didampingi Kapolri seraya berjalan meninggalkan kantornya. Sedangkan Kapolri hanya mengatakan, pihaknya ber upaya mengamankan SKB Mendagri dan Menag No 1 tahun 1969 yang masih berlaku. Polri akan siap turun tangan apabila terjadi tindak kekerasan. Sebelumnya, Ketua Umum PGI Pendeta Dr. Andreas A Yewangoe bersama dengan Kardinal Darmaatmadja dari KWI bersama rombongan bertemu KH Hasyim Muzadi bersama sejumlah pengurus PBNU. Informasi yang mereka sampaikan kepada Ketua Umum PBNU, hanya terdapat tiga gereja yang ditutup, tidak sebanyak yang diberitakan media massa selama ini. “PBNU meminta supaya masyarakat jangan bermain hakim sendiri, ditutup atau tidak itu haknya aparat. Saya bersedia untuk menemui Kapolri untuk kepentingan itu, tapi bukan masalah agama atau tidak agama, tetapi penegakan hukum ini oleh siapa. Juga tidak bagus ada kelompok tertentu yang secara berkeliling nutupi gereja itu,” ujar Hasyim. Catatan: Artikel berita ini bersumber dari harian Suara Pembaruan tanggal 30 Agustus 2005, yang dihimpun oleh Biro Litbang dan Komunikasi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di dalam “Kliping Pers Agama- Masyarakat”, Edisi Khusus/2005, halaman 11-12.

META DATA

Kasus KBB
Tidak Diketahui
Solusi
Tidak Diketahui
Bentuk Solusi
Tidak Diketahui
Status KBB
Berpotensi Mendukung KBB
Data
Tautan
Komunitas Terdampak
Umat Kristen di Indonesia