Patmono S.K, Gerak Ganda, Sejarah Pergerakan Pemuda Kristen Indonesia, (GAMKI, 1988), h.159.
"Pasca peristiwa G30-S/PKI pada tahun 1965 suhu perpolitikan di Indonesia meningkat. Di tengah memanasnya situasi ketika itu terdapat sejumlah pendeta yang harus mengungsi dari kediamannya karena mendapatkan ancaman. Ancaman pembakaran juga menargetkan gedung-gedung gereja di Yogyakarta. Sebagai langkah partisipatif dalam pengganyangan PKI, pada tahun 1966 GAMKI membentuk Brigade Serba Guna (Brigsena). Para pemuda Kristen ini ambil bagian dalam latihan kemiliteran yang disebut sebagai Latihan Kesiapsiagan, di Solo. Sementara itu di Yogyakarta dibentuk pula Komando Siaga Kristen (KSK). Dalam perjalanannya anggota Brigsena GAMKI turut memberi dukungan pengamanan bagi para pendeta di Yogyakarta, ketika itu. Anggota Brigsena GAMKI berbagi tugas menjaga kediaman dari para pendeta di malam hari, juga menjaga gedung-gedung gereja yang menerima ancaman pembakaran. “Kedudukan dan keprihatinan tersebut (atas wafatnya anggota GAMKI saat pelatihan-red) semakin dalam ketika ketika penculikan terjadi di Yogyakarta dan para pendeta harus mengungsi dari rumahnya setiap petang hari karena adanya ancaman. GAMKI dengan perangkat kesatuannya membagi tugas untuk anggota-anggotanya bergiliran menjaga rumah-rumah pendeta di malam hari. Bahkan bukan hanya rumah-rumah pendeta yang dijaga tetapi juga gedung-gedung gereja yang diancam dibakar.”