DESKRIPSI PERISTIWA

Kelompok penentang ini mengatasnamakan Front Pemuda Islam Karang Tengah. Mereka memasang sejumlah spanduk dan melakukan demonstrasi pada tanggal 15 dan 28 Agustus 2004, menentang keberadaan Sang Timur dan rencana Pembangunan Gedung Serba Guna Santa Bernadet. Pada 3 Oktober 2004, kegiatan ibadah misa pukul 07:00 yang dipimpin Pastor Derikson dihentikan secara paksa dan anarkis oleh Front tersebut. Menurut salah seorang pengurus, mereka terpaksa membuat surat pernyataan untuk menghentikan kegiatan ibadah di BSS untuk selamanya. Penandatanganan ini dilakukan di bawah tekanan dari pihak penentang. Surat inilah yang kemudian menjadi basis kelompok penentang untuk menembok gerbang Sang Timur, yang diklaim penentang sebagai milik warga dan tidak mengizinkan umat gereja melalui jalan tersebut. Peristiwa ini merupakan puncak dari beberapa demonstrasi kelompok penentang. Panitia sudah berusaha sekuat tenaga untuk berdialog dan meluruskan soal kristenisasi dan tuduhan lainnya. Akan tetapi, keinginan berdialog ini tidak pernah mendapat respons dari kelompok penentang tersebut. Menurut penuturan salah seorang PPG, kelompok penentang didominasi oleh pihak luar, mulai dari atribut dan massa yang hadir. Di antara mereka ada orang yang memakai atribut FPI. Penduduk kompleks Departemen Keuangan lebih banyak menonton, walaupun tidak dipungkiri pula bahwa beberapa warga kompleks memang tidak setuju dengan kehadiran gereja. Paroki St. Bernadet yang sudah melaksanakan peribadatan selama 12 tahun di GSG Sekolah Sang Timur harus pindah dan mencari lokasi lain. Pilihan ini dilakukan karena pembanguan gereja mendapat hambatan dari regulasi negara dan regulasi sosial. Hambatan regulasi negara dalam bentuk penolakan pemberian IMB, pencabutan izin Lurah Karang Tengah, surat Departemen Agama yang tidak mengizinkan lokasi digunakan untuk beribadah, dan aparat keamanan yang tidak menindak tegas aksi anarkis tahun 2004. Adapun hambatan sosial muncul dari kelompok penentang yang sebagian datang dari luar Karang Tengah. Mobilisasi yang dilakukan kelompok penentang bermula dari keberatan warga Kompleks Departemen Keuangan atas akses jalan menuju Sekolah Sang Timur. Meskipun persoalan akses jalan telah coba diselesaikan dengan membeli lahan tersebut, aksi penolakan tidak pernah berhenti sampai akhirnya gerbang ditutup dengan tembok.

META DATA PERISTIWA

Kasus KBB
Tidak Diketahui
Solusi
Dalam kasus ini CRCS mencatat bahwa sampai saat buku ini diterbitkan, masalah ini belum juga mampu di selesaikan.Adapun hambatan sosial muncul dari kelompok penentang yang sebagian datang dari luar Karang Tengah. Mobilisasi yang dilakukan kelompok penentang bermula dari keberatan warga Kompleks Departemen Keuangan atas akses jalan menuju Sekolah Sang Timur. Meskipun persoalan akses jalan telah coba diselesaikan dengan membeli lahan tersebut, aksi penolakan tidak pernah berhenti sampai akhirnya gerbang ditutup dengan tembok.
Bentuk Solusi
Selesai
Status KBB
Menghambat KBB
Data
Tautan
file:///C:/Users/wscfa/Downloads/156Ok%20Monograf%20Jakarta%20(2).pdf
Komunitas Terdampak
Gereja Katolik St. Bernadet